Jakarta –
Mulai Februari 2027, setiap Mobil Listrik yang dijual Di Uni Eropa wajib dilengkapi Bersama paspor baterai. Paspor baterai adalah dokumen digital yang Berencana memuat detail menyeluruh mengenai rantai pasokan, asal-usul bahan baku, hingga jejak karbon Di baterai yang digunakan Di Kendaraan Pribadi Elektrik tersebut.
Regulator Uni Eropa Di ini masih merumuskan daftar informasi yang Berencana dimasukkan Di paspor tersebut. Sebagai mempercepat penerapan, dibentuk Konsorsium Paspor Baterai Bersama Pemberian pendanaan Di Kementerian Federal Jerman Sebagai Urusan Ekonomi dan Protes Iklim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Carscoops, sejumlah pabrikan besar seperti Mobil Audi serta BMW ikut serta Di Inisiatif ini, Sambil Circulor ditunjuk sebagai pemimpin teknis proyek ini. Circulor didirikan Di 2017 dan Memperoleh misi Sebagai menjadikan rantai pasokan Internasional lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan. Ilmu Pengetahuan yang digunakan perusahaan tersebut memungkinkan pelacakan material, mengukur dampak lingkungan, dan memastikan praktik pengadaan Produk yang bertanggung jawab.
Di proposal awal, paspor baterai Berencana memuat sekira 90 Nilai informasi Di tujuh kategori. Data tersebut mencakup informasi umum baterai dan produsen, kepatuhan dan sertifikasi, label, jejak karbon, rantai pasokan, komposisi bahan, hingga kinerja serta daya tahannya.
Menurut Ellen Carey, kepala urusan eksternal Circulor, biaya pembuatan paspor ini diperkirakan hanya €7-€12,8 per unit baterai atau Disekitar Rp 133 ribu-Rp 243 ribu. “Paspor ini bertujuan menciptakan akuntabilitas rantai pasokan tersebut–siapa yang menyentuh apa, kapan, dan Di mana,” kata Carey kepada Autocar.
Paspor baterai yang dikembangkan Circulor mampu melacak sumber bahan baku penting seperti kobalt, grafit, litium, mika, dan nikel. Sistem ini memanfaatkan data Duniamaya of Things (IoT), API (Application Programming Interface), hingga sistem ERP perusahaan Sebagai membentuk ‘digital copy’ Di baterai.
“Kami Memutuskan informasi yang kami ketahui tentang nikel itu dan membuat replika digitalnya,” jelas Carey. “Di mana nikel itu ditambang? Bagaimana geolokasinya? Berapa beratnya? Berapa lama waktu pemrosesannya? Lalu, semua informasi yang kami kumpulkan-Di setiap langkah perjalanan tentang nikel yang sama itu-dapat kami kaitkan Bersama VIN atau kode QR tersebut,” tegas dia.
Tapi akses informasi Berencana dibedakan. Produsen bisa melihat detail lengkap, sedangkan pemilik kendaraan hanya Memperoleh data sederhana Yang Berhubungan Bersama baterainya. Bersama aturan ini, Uni Eropa ingin Memperkenalkan transparansi penuh Di ekosistem Mobil Listrik, sekaligus Merangsang praktik produksi baterai yang lebih berkelanjutan.
Artikel ini disadur –> Oto.detik.com Indonesia: Tahun 2027 Uni Eropa Terapkan Paspor Baterai Kendaraan Pribadi Elektrik, Apa Maksudnya?











