Jakarta –
Produsen baterai Mobil Listrik asal China, CATL, masuk daftar hitam Amerika Serikat Lantaran diduga Memperoleh hubungan Bersama militer China. Selain CATL, perusahaan Keahlian terbesar Hingga China, Tencent, juga masuk Untuk daftar hitam tersebut, yang artinya tidak Berencana dapat bekerja sama Bersama Departemen Lini Pertahanan AS serta Usaha lokal AS yang Memperoleh Perjanjian militer.
Dikutip Bersama Carscoops, kini ada 134 perusahaan yang masuk daftar hitam, Hingga mana semuanya mempunyai beberapa operasi Usaha Hingga AS. Dari beberapa tahun belakangan, AS memang gencar melakukan black list Pada perusahaan asal China. Salah satunya adalah merek smartphone China, Xiaomi.
Sesudah perusahaan Keahlian, kini CATL juga dikabarkan masuk daftar hitam tersebut. CATL telah menyangkal sebagai perusahaan militer China dan mengatakan berencana Untuk membantah pencantumannya Untuk daftar hitam.
CATL juga dapat melakukan tindakan hukum Sesudah tindakan tersebut menyebabkan penurunan harga sahamnya sebesar 2,8%, yang memangkas nilai pasarnya sebesar USD 4,4 miliar atau setara Rp 71,3 triliun.
Berbicara kepada The New York Times, juru bicara CATL mengatakan perusahaan tersebut ‘tidak pernah terlibat Untuk Usaha atau Karya yang berhubungan Bersama militer’ dan bahwa penambahan perusahaan tersebut Hingga Untuk daftar 1260H Departemen Lini Pertahanan’ tidak membatasi CATL Untuk melakukan Usaha Bersama entitas lain. Masuknya CATL Untuk daftar hitam AS diperkirakan tidak Berencana berdampak buruk secara substansial Di Usaha mereka.
Banyak Mobil Listrik terpopuler Hingga dunia menggunakan baterai yang bersumber Bersama CATL, Justru beberapa model Mobil Listrik Tesla yang dijual memakai baterai CATL. Perusahaan ini juga melisensikan Keahlian baterainya kepada Ford, yang Berencana menggunakan Keahlian tersebut Untuk membangun paket baterai Hingga pabrik senilai USD 3,5 miliar (Rp 56,7 triliun) Hingga Michigan.
Menurut peneliti senior China Hingga Foundation for the Defense of Democracies, Craig Singleton, kendali CATL atas data yang dikumpulkan Dari stasiun pengisian daya Mobil Listrik dan sistem manajemen baterai dapat dimata-matai Dari pemerintah Tiongkok. Ia mengatakan kepada The Washington Post bahwa hukum China mengharuskan CATL Untuk Memberi akses kepada pemerintah atas semua data kepemilikan dan data pelanggannya.
Daftar terbaru ini diterbitkan tak lama Sesudah Kementerian Perdagangan China menambahkan 10 perusahaan AS Hingga Untuk ‘daftar entitas tidak dapat diandalkan’. Di tahun 2021, Xiaomi ditambahkan Hingga daftar 1260H tetapi berhasil menggugat Pentagon dan dihapus, Bersama alasan perusahaan itu tidak Memperoleh hubungan Bersama militer China.
Artikel ini disadur –> Oto.detik.com Indonesia: Baterai CATL Kena Black List AS, Dituduh Punya Hubungan Bersama Militer China