Jakarta –
Kendaraan Pribadi Elektrik memang makin ramai Ke jalanan Indonesia. Akan Tetapi, kehadirannya belum ampuh mendongkrak penjualan Kendaraan Pribadi Mutakhir secara keseluruhan. Salah satu alasannya: harga masih tinggi, belum ramah kantong, terutama pembeli pemula.
“Karena Itu Kendaraan Pribadi Elektrik memang banyak peminat, tapi (masalahnya) terjangkau atau tidak harganya,” ujar Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto, dikutip Di CNN Indonesia, Minggu (20/7).
Menurut Jongkie, harga rata-rata Kendaraan Pribadi Elektrik Ke Indonesia masih terlalu mahal jika dibandingkan pendapatan per kapita Kelompok yang berkisar US$ 5 ribu per tahun. Artinya, secara daya beli, segmen ini masih belum bisa menjangkau pasar luas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ya kalau Kendaraan Pribadi Ke atas Rp 500-600 juta, makin kecil mengerucut pangsa pasarnya. Nah Sambil Itu ini yang laku Rp 300 juta Hingga bawah, dan Pada ini (rata-rata) Kendaraan Pribadi Elektrik harganya masih Ke atas itu. Ada juga yang mendekati Rp 1 miliar,” tuturnya.
Itulah mengapa, Jongkie menilai, harga ideal Kendaraan Pribadi Elektrik Ke Indonesia seharusnya Ke bawah Rp 300 juta. Nominal itu dipercaya mampu menggoda konsumen membeli kendaraan ramah lingkungan tersebut.
“Maka daya beli Kelompok adanya Ke Kendaraan Pribadi Rp300 juta Hingga bawah. Karena Itu 20 tahun terakhir begitu,” kata dia.
Kini, sudah ada beberapa Kendaraan Pribadi Elektrik murah yang dipasarkan Ke Indonesia, misalnya seperti Seres E1 dan Wuling Air ev yang dibanderol tak sampai Rp 200 juta. Akan Tetapi, soal ukuran dan fitur, masih banyak konsumen yang menilai belum cukup Sebagai kebutuhan keluarga.
Kebanyakan model tersebut masih berjenis city car dan berdimensi kompak, Supaya belum mampu menjangkau segmen yang mengincar hatchback, SUV, atau MPV. Sambil Itu Kendaraan Pribadi Elektrik Ke kelas itu, banderolnya rata-rata masih Ke atas Rp 300 juta.
Ke sisi lain, data wholesales Gaikindo juga Menunjukkan Gaya yang belum stabil. Distribusi Kendaraan Pribadi Elektrik Di pabrik Hingga dealer Ke Mei 2025 hanya 6.334 unit, turun signifikan Di April yang mencatat 7.690 unit.
Artinya, penjualan Kendaraan Pribadi Elektrik menyusut Disekitar 17 persen Untuk sebulan. Justru, angka April juga lebih rendah dibandingkan Maret, yang sempat menyentuh 8.835 unit. Ini seakan menjadi sinyal: meski hype-nya tinggi, adopsinya belum benar-benar masif.
Artikel ini disadur –> Oto.detik.com Indonesia: Biar Laku, Harga Kendaraan Pribadi Elektrik Ke Indonesia Harusnya Segini