Jakarta –
Produsen Kendaraan Pribadi Elektrik asal China dijegal Di Eropa dan Ameriuka Serikat. Di Kebugaran seperti itu, mereka diiindikasikan mengalihkan pasar Di Asia Tenggara.
Bersama Mobil Listrik Tesla, BYD Pada ini Dikatakan sebagai penguasa pasar Kendaraan Pribadi Elektrik dunia. Di beberapa tahun terakhir, kedua mereka tersebut berada Di puncak penjualan kendaraan ramah lingkungan.
Tetapi BYD, dan merek-merek China lainnya, dijegal langkahnya Di Eropa dan Amerika Serikat. Termasuk Kanada, Bangsa-Bangsa tersebut mengenakan tarif tinggi buat produk-produk Kendaraan Pribadi Elektrik Negeri Tirai Bambu.
Diberitakan Sebelumnya Itu, Uni Eropa menaikkan tarif Di Kendaraan Pribadi Elektrik China. Hal ini dilakukan Sebagai melindungi industri Di Benua Biru tersebut. Tarif Akansegera berbeda Sebagai masing-masing produsen berkisar Di rentang 17,4 persen hingga yang tertinggi 37,6 persen. Sebelumnya Itu bea masuk Sebagai Kendaraan Pribadi Elektrik buatan China Di Eropa hanya dikenakan tarif 10 persen.
Sambil Amerika Serikat mengenakan tarif hingga 100% Sebagai beberapa China, termasuk Kendaraan Pribadi Elektrik. Padahal Sebelumnya Itu Pemerintahan Joe Biden hanya mengenakan tarif 25%.
BYD sejatinya tidak tinggal diam Di Kebugaran itu. Mereka dikabarkan Akansegera membangun pabrik Di Turki dan Amerika Utara Sebagai mensiasati tarif tinggi yang dikenakan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Great Wall Kendaraan Bermotor Roda Dua Tank 500 Foto: Ridwan Arifin
|
Penetrasi Kendaraan Pribadi China Di Organisasiregional
Sebagai alternatif, Asia Tenggara Dikatakan sebagai pasar yang lebih ramah. Hal tersebut dikarenakan Bangsa-Bangsa Di kawasan ini lebih terbuka Di Kendaraan Pribadi Elektrik asal China dan tidak Memiliki banyak produsen Kendaraan Pribadi domestik.
Pun begitu, Bangsa-Bangsa Asia Tenggara masih termasuk Terbaru terpapar Dari Kendaraan Pribadi-Kendaraan Pribadi Elektrik yang membuat Kemajuan pasarnya masih tinggi.
Penanaman Modal Di fasilitas produksi lokal Di Asia Tenggara juga dapat membantu Mengurangi tingginya tarif dan menurunkan harga jual Kendaraan Pribadi. Merek Kendaraan Pribadi Elektrik asal China seperti Great Wall Kendaraan Bermotor Roda Dua dan BYD sudah mulai membangun pabrik Di Thailand.
BYD Malahan telah Mengalokasikan dana hampir setengah miliar dollar Di Thailand dan mengklaim sebagai merek Kendaraan Pribadi Elektrik terlaris Di Bangsa tersebut Di penguasaan pasar Kendaraan Pribadi ‘Energi Ramah Lingkungan’ mencapai 40%.
Selain BYD, banyak Kendaraan Pribadi merek China lainnya juga masuk pasar Asia Tenggara. Sebut saja Geely, Chery, dan Xpeng.
Jualan Kendaraan Pribadi Elektrik Wuling Di cepat disalip BYD. Foto: SGMW Kendaraan Bermotor Roda Dua Indonesia
|
Dikutip Di Fortune, BYD juga menjadi brand paling populer kedua Di Singapura Di semester pertama 2024. Sambil Di Malaysia, BYD juga telah masuk 10 besar penjualan tertinggi Di enam bulan pertama tahun ini.
Bagaimana Di Di Indonesia?
Berdasarkan data Gaikindo, BYD mencatatkan penjualan yang tak kalah impresif. Di Agustus 2024 saja mereka telah melesat masuk 10 besar brand Kendaraan Pribadi paling laris.
BYD ada Di posisi enam penjualan Kendaraan Pribadi paling laris Di angka penjualan wholesales mencapai 2.940 dan reatil Di angka 2.389. BYD telah mengungguli Wuling dan Mobil Hyundai, yang lebih dulu melakukan penetrasi pasar Kendaraan Pribadi Elektrik Di Indonesia.
Artikel ini disadur –> Oto.detik.com Indonesia: Dijegal Di AS dan Eropa, Kendaraan Pribadi Elektrik China Ramai-ramai Serbu Asia Tenggara