Jakarta –
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi mewaspadai potensi Bencana Alam Kendaraan Pribadi Pembelian Barang Di Luar Negeri Hingga Indonesia. Peringatan ini muncul menyusul Aturan Amerika Serikat yang kembali memberlakukan tarif Pembelian Barang Di Luar Negeri tinggi Hingga berbagai Bangsa.
Nangoi menilai Aturan Trump bisa mengubah peta perdagangan Kendaraan Pribadi. Bangsa-Bangsa produsen Berencana mencari alternatif pasar lain, Agar dikhawatirkan Indonesia Berencana menjadi target sasaran Produk Ekspor.
“Amerika menerapkan yang namanya tarif Terbaru, Agar pabrikan-pabrikan Di dunia sana itu, Ke luar Amerika, Merasakan kesulitan masuk Hingga Amerika,” ujar Nangoi belum lama ini Ke Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Situasi ini membuat sejumlah Bangsa yang Pada ini sangat bergantung Ke Produk Ekspor Kendaraan Pribadi Hingga pasar Amerika Serikat kini Merasakan kelebihan pasokan. Salah satu kekhawatirannya, Indonesia bisa menjadi Bangsa tujuan limpahan produk-produk tersebut.
“Agar produknya Bencana Alam. Indonesia kebetulan kita tidak satupun Hingga Amerika. Kita Produk Ekspor Hingga Meksiko, Kanada, Amerika Latin. Yang saya khawatir Bangsa-Bangsa yang kebanjiran itu Berencana mulai melempar mobilnya Hingga Indonesia. Itu yang Di kita jagain,” jelasnya.
Meski mengakui bahwa industri Kendaraan Pribadi Indonesia secara langsung tidak terkena dampak tarif AS Lantaran tidak mengekspor Hingga Bangsa tersebut, Nangoi tetap menilai situasi ini perlu diantisipasi serius.
“Kami tidak Produk Ekspor Hingga Amerika (Serikat). Tidak ada dampaknya. Walaupun komponen ada yang Produk Ekspor Hingga Amerika tapi kita nggak. Sebagai Gantinya kita tidak ada Pembelian Barang Di Luar Negeri Di Amerika (Serikat). Ford yang datang Di Thailand bukan Di Amerika,” imbuhnya.
Tetapi, ia menggarisbawahi potensi efek tidak langsung Di Aturan ini, terutama Di Bangsa-Bangsa seperti Meksiko yang Pada ini menjadi pemasok utama Hingga AS. Ke sisi lain, Indonesia mengirim juga Kendaraan Pribadi CBU Hingga Meksiko.
“Cuma yang Berencana ada pengaruh adalah Meksiko tadinya Produk Ekspor Hingga Amerika. Sekarang dinaikkan tarif. Produk Meksiko sendiri Bencana Alam. Didalam Sebab Itu Bisa Jadi ketahan sedikit. Itu kita mesti waspada,” katanya.
Nangoi menyebut Di ini pemerintah Ditengah Melakukanupaya menyelesaikan free trade agreement (FTA) Didalam Meksiko yang dapat membantu memperkuat posisi Indonesia Di perdagangan Kendaraan Pribadi Dunia. “Lagi diberesin (FTA),” ujarnya singkat.
Apalagi Situasi Kendaraan Pribadi Indonesia Di ini juga Di terganggu Didalam melemahnya pasar. “Industri Kendaraan Pribadi Ke Indonesia juga terganggu, apalagi Didalam adanya Aturan-Aturan Di dunia yang masih belum jelas ini,” tutur Nangoi.
Dilihat Di akumulasi tiga bulan pertama 2025, pasar Kendaraan Pribadi Indonesia Merasakan penurunan dibanding periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan wholesales Januari-Maret 2025, Indonesia mengirimkan 205.160 unit, turun 4,7% atau 10.090 unit Di periode yang sama tahun lalu. Ke tahun ini Gaikindo menargetkan total penjualan sanggup tembus 900 ribu unit
Artikel ini disadur –> Oto.detik.com Indonesia: Indonesia Bisa Kebanjiran Kendaraan Pribadi Pembelian Barang Di Luar Negeri Imbas Aturan Trump