Jakarta –
Penjualan Kendaraan Pribadi Ke awal tahun Merasakan penurunan. Industri Kendaraan Pribadi seakan Merasakan serangan bertubi-tubi mulai Di daya beli Komunitas yang melemah hingga kenaikan Iuran Wajib.
Di data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang Januari-Maret 2025, industri Kendaraan Pribadi Indonesia mendistribusikan Kendaraan Pribadi sebanyak 205.160 unit. Angka itu turun 4,7 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales Donny Saputra mengatakan tahun 2025 memang menantang buat industri Kendaraan Pribadi. Mulai Di Situasi ekonomi hingga Keputusan perpajakan dinilai membuat daya beli Komunitas menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau berbicara Situasi ekonomi yang pertama, kita lihat ekonomi situasinya seperti sekarang ini. Tidak hanya Kendaraan Pribadi, tetapi beberapa industri lain Bisa Jadi juga agak-agak mirip,” kata Donny Pada ditemui Ke Karawang, Jawa Barat.
“Berikutnya berkaitan Di regulasi adanya PPN 12 persen Sebagai kendaraan penumpang, lalu beberapa Lokasi juga terapkan opsen yang terjadi adalah itu. Agar banyak konsumen yang melakukan percepatan (pembelian) bulan Desember. Makanya Januari itu agak turun, walaupun kebanyakan Lokasi juga sudah melakukan insentif dan pemberlakuan mundur Di tanggal 5 Januari, tetapi ini juga tetap mengeskalasi pembelian Ke bulan Desember. Membuat Januari tidak seperti biasanya,” sambungnya.
Apakah perlu adanya stimulus tambahan? Kata Donny, sejatinya pemerintah sudah Menyediakan stimulus Sebagai industri Kendaraan Pribadi, berupa potongan Iuran Wajib penjualan atas Produk mewah (PPnBM) Sebagai Kendaraan Pribadi hybrid.
“Bila ada stimulus-stimulus lain berkaitan Di pasar, ya monggo silakan. Bisa didiskusikan kepada kami Ke Gaikindo atau ada ide-ide Terbaru Di rekan-rekan pemerintah serta regulator, kami terbuka Sebagai itu. Butuh atau tidak, ya jelasnya adanya regulasi ini sangat membantu Sebagai Mendorong (pasar). Makanya tadi itu salah satu Ke Ditengah tiga, adanya regulasi, Lalu effort Di masing-masing pabrikan, Akansegera sangat membantu,” kata Donny.
Dampak Konflik Bersenjata Dagang Donald Trump
Konflik Bersenjata dagang Amerika Serikat Ke bawah kepemimpinan Donald Trump dikhawatirkan Akansegera mempengaruhi industri Kendaraan Pribadi. Akan Tetapi, Donny menekankan pihaknya Pada ini masih Di posisi melihat dan menunggu dampaknya.
“Apabila ada dampak secara makro Di Konflik Bersenjata dagang ini Agar mempengaruhi ekonomi dan biaya produksi, tentunya Akansegera berdampak Di pasar. Sampai Di Pada ini kami tidak melakukan Perdagangan Keluar Negeri Ke Amerika Serikat. Kami Perdagangan Keluar Negeri Ke Amerika Latin seperti Meksiko dan kawan-kawan Sebagai XL7, Ertiga, dan Carry,” ujar Donny.
Artikel ini disadur –> Oto.detik.com Indonesia: Industri Kendaraan Pribadi Dapat ‘Serangan’ Bertubi-tubi, Butuh Stimulus Lagi?