Jakarta –
Kepala Negara Amerika Serikat Donald Trump menerapkan tarif Perdagangan Masuk Negeri yang tinggi. Keputusan ‘Konflik Bersenjata dagang’ ini juga berdampak Di industri Kendaraan Pribadi.
Trump memberlakukan tarif 25 persen Sebagai kendaraan apa pun yang tidak dirakit Di Amerika Serikat. Menurut laporan S&P Internasional Mobility, pemberlakuan tarif Perdagangan Masuk Negeri Terbaru tersebut mencakup 46 persen Untuk Disekitar 16 juta kendaraan yang terjual Di Amerika Serikat.
Dikutip CNBC, Gedung Putih mengatakan pihaknya juga berencana Sebagai mengenakan tarif Di beberapa suku cadang Kendaraan Pribadi seperti mesin dan transmisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Beban 25% Di Perdagangan Masuk Negeri Kendaraan Pribadi yang berlangsung lebih Untuk empat hingga enam minggu kemungkinan Berencana berdampak buruk Di seluruh sektor Sebab [produsen mobil] perlu bergulat Bersama dampak signifikan Di laba bersih,” kata analis Bernstein Daniel Roeska seperti dilansir CNBC.
S&P Internasional Mobility melaporkan beberapa merek Kendaraan Pribadi seperti Volvo, Mazda, Kendaraan Volkswagen, dan Kendaraan Hyundai Kendaraan Bermotor Roda Dua (termasuk merek Genesis dan Kendaraan Kia) adalah yang paling berisiko Untuk sudut pandang kendaraan. Sebab, setidaknya 60% Untuk penjualan mereka Di Amerika Serikat diimpor Untuk luar AS.
Menurut S&P Internasional Mobility, merek Kendaraan Pribadi seperti Ford, General Motors, Toyota Kendaraan Bermotor Roda Dua, Honda Kendaraan Bermotor Roda Dua, dan induk perusahaan Chrysler Stellantis memproduksi kendaraan terbanyak Di AS. Kelima produsen Kendaraan Pribadi tersebut menyumbang 67% Untuk produksi kendaraan ringan penumpang AS Di tahun 2024.
Akan Tetapi, Bernstein Mengantisipasi 57% Untuk nilai konten Untuk kendaraan rakitan AS masih diimpor. Itu berarti perusahaan seperti Ford masih Berencana terkena dampak signifikan Untuk tarif tersebut.
“Seiring Bersama meningkatnya biaya Perdagangan Masuk Negeri kendaraan, biaya produksi Kendaraan Pribadi Di AS juga Berencana Meresahkan, dan biaya konsumen Sebagai kendaraan Berencana Meresahkan,” kata S&P Internasional Mobility Untuk laporannya.
S&P Mengantisipasi penjualan kendaraan AS dapat turun Hingga Di 14,5 juta hingga 15 juta unit per tahun Untuk beberapa tahun mendatang, jika tarif Perdagangan Masuk Negeri tetap berlaku. Padahal, Sebelumnya penjualan Kendaraan Pribadi Di AS tembus 16 juta unit Di 2024.
Bank of America Mengantisipasi harga kendaraan Terbaru, yang Pada ini rata-rata Disekitar $48.000, bisa naik $10.000 jika produsen Kendaraan Pribadi membebankan tarif secara penuh kepada konsumen.
Sambil Itu, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tidak ada kendaraan buatan Indonesia yang diekspor secara utuh (CBU) Hingga Amerika Serikat.
Artikel ini disadur –> Oto.detik.com Indonesia: Konflik Bersenjata Dagang AS dan Dampaknya Buat Industri Kendaraan Pribadi