Jakarta –
Resale value atau harga jual kembali menjadi salah satu pertimbangan konsumen Indonesia Sebelumnya memutuskan membeli Kendaraan Pribadi Mutakhir. Nah, jika Kendaraan Pribadi Mutakhir tersebut punya harga jual kembali yang anjlok seperti Tindak Kejahatan Di Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik, bagaimana cara pabrikan meyakinkan konsumen buat membeli produknya? Ini kata BYD.
Harga jual kembali Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik terjun bebas. Sebagai gambaran, harga Mutakhir BYD Seal Premium senilai Rp 639 juta dan Seal Performance AWD sekira Rp 750 juta. Tapi satu tahun Setelahnya peluncuran, harga kendaraan tersebut Di marketplace turun hingga Rp 200 jutaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Head of Public & Government Relations PT BYD Kendaraan Bermotor Roda Dua Indonesia, Luther T. Panjaitan, mengatakan, BYD punya cara Bagi menjaga harga jual kembali Sepedamotor Listrik yang mereka pasarkan. BYD juga menegaskan, Di ini pasar Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik bekas belum terbentuk.
“BYD ini kalau kita lihat perjalanan Di Indonesia secara Usaha masih belum sampai dua tahun, Bersama first customer Di-handover Kendaraan Pribadi BYD itu Mutakhir ya, tidak sampai dua tahun. Karena Itu menurut kita sebenarnya pasar secondary market itu, bukan depresiasinya terlalu tinggi atau sangat rendah, tapi memang belum terbentuk. Dan lagi tipikal Di Indonesia ini apalagi secondary market itu dia lebih konservatif Karena Itu Bisa Jadi sang pembeli Bersama Kendaraan Pribadi bekas ini atau Bisa Jadi pedagang itu masih menetapkan skema Usaha yang lebih konservatif diambil Bersama harga terendah Lantaran belum terbentuk marketnya,” kata Luther Di sela-sela kegiatan media test drive Atto 1 Semarang-Solo-Yogyakarta (13/8).
Luther kembali menegaskan, Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik Di ini ada Di masa transisi Bagi memasuki pasar Kendaraan Pribadi bekas. Karena Itu BYD belum bisa banyak komentar soal secondary car market Lantaran memang market Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik Di pasar Kendaraan Pribadi bekas Dikatakan belum terbentuk.
“Lalu apa yang kita lakukan (buat meyakinkan konsumen soal resale value?) ya tentunya kita Bersama partner kita, dealer juga Untuk Merencanakan cara, agar secondary market ini terbentuk Bersama cepat, Setelahnya Itu sesuai Bersama harapan. Tapi satu hal yang pasti sebenarnya yang penting adalah, Laga yang dibentuk antar EV market, apalagi kalau menurut kita itu adalah antar partner kita, dealer partner, supaya jangan ada satu, banting-banting harga, yang membuat resale value kendaraan kita Karena Itu drop. Nah itu pasti dampaknya nanti kepada Usaha ini Untuk resale value mobilnya, secondnya. Karena Itu itu aja yang kita jaga, supaya antar dealer ini berkompetisinya jangan tidak healthy, supaya harganya tidak rusak, Karena Itu itu juga pasti lama kelamaan itu membentuk harga secondary yang lebih baik kira-kira begitu,” bilang Luther.
Artikel ini disadur –> Oto.detik.com Indonesia: Resale Value Kendaraan Pribadi Bertenaga Listrik Hancur, Gimana Cara BYD Yakinkan Konsumen?